Using Indigenous Tourism in Banyuwangi (Wisata Adat Using di Banyuwangi)

Desa Kemiren Banyuwangi

Jaman boleh terus bergulir, namun tidak demikian dengan pola dan gaya hidup Suku Using di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

Desa yang berjarak sekitar 7 Km arah barat dari pusat Kota Banyuwangi itu, masih menjaga adat istiadat warisan leluhur mereka.

Seperti bangunan rumah masih beraksitektur Gebyug, rumah adat Using yang memeliki ciri khas, pola bertani tradisonal, upacara perkawinan masih menggunakan tatanan adat yang diturunkan secara turun temurun, beberapa acara adat yang diselenggarakan rutin tiap tahun, semisal Tumpeng Sewu atau biasa disebut warga 'Selamatan Bersih Desa'.

Sifat warga yang cenderung terbuka, ramah membuat nyaman siapa saja yang berkunjung atau bahkan menginap ke Desa Kemiren ini. Tak kurang dari puluhan wisatawan tiap bulannya berkunjung untuk belajar kearifan tradisional Suku asli Banyuwangi ini.

Banyak sanggar-sanggar seni yang menjadi tempat belajar bagi tiap wisatawan, tak perlu bingung tempat untuk berteduh. Sebab hampir semua warga secara suka rela akan mempersilahkan pengunjung untuk tinggal di rumahnya.

Sungai-sungai masih mengalir dengan kejernihan air asli pegunungan membelah areal persawahan yang mengelilingi Desa.

Ditengah desa terdapat Anjungan Wisata seluas 1800 M2 yang awal pendiriannya sebagai pusat ajang kegiatan kesenian khas Using seperti Tari Gandrung maupun Barong. Anjungan itu kini menjadi tempat rekreasi konvensional dengan dua kolam renang yang menjadi andalannya.

Warga Suku Using di Desa Kemiren adat istiadat adalah pustaka leluhur yang harus tetap dijaga dan dilestarikan sebagai penghormatan pada nenek moyangnya.


Kemiren village of Banyuwangi

Age may continue to roll, but not so with the patterns and lifestyle in the village of Interest Using Kemiren, District Glagah, Banyuwangi.

Village which is about 7 km west of Banyuwangi city center, still maintaining the customs of their ancestral heritage.

Like building a house still shaped Gebyug, who own a traditional house Using typical, traditional farming patterns, marriage ceremonies are still using traditional order handed down from generation to generation, some traditional events are held regularly every year, such as Tumpeng Sewu or so-called citizens' salvation Net Village '.

Properties of residents who tend open, friendly, comforting those who visit or even stay to this Kemiren village. No less than dozens of tourists visiting each month to learn Banyuwangi traditional wisdom of this original tribe.

Many studio-art studio that became a place of learning for every tourist, do not need to be confused where to go, because almost all citizens voluntarily will invite visitors to stay at his house.

The rivers are still flowing with water clarity of the original mountains divide the rice field that surrounds the village.

Amid the village there is an area of 1800 M2 Pavilion Tour the beginning of its establishment as a central arena Using typical activities such as arts and Barong Dance Gandrung. Pavilion is now the conventional recreational area with two swimming pools that became his mainstay.

Using Ethnic residents in the village library Kemiren ancestral customs are still maintained and which should be preserved as a tribute to his ancestors.